IKLAN

DomaiNesia

Menyongsong Kementerian Kebudayaan, Perlukah?


Okky Tirto, Sekretaris Koordinator Nasional Forum Komunikasi Generasi Muda (Kornas FK-GMNU) memberikan padangannya pada suatu Diskusi di RRI Pro 3 Jakarta. 

Pertama, isu kebudayaan adalah barang yang kompleks, "rakyatnya jangan-jangan lebih paham kebudayaan dari pemerintahannya." papar Okky pada suatu diskusi tersebut.

Wujudkan ideologisasi, Soekarno adalah orang yang merumuskan Tri Sakti, yang isinya berdaualat di Ekonomi, berdikari di bidang, bidang ekonomi, berdaulat di bidang kebudayaan.

Wujudkan Tri Sakti tidak hanya sebagai Jargon. Soekarno adalah orang yang merumuskan Tri Sakti, Berdaulat di Bidang Politik, Berdikari di Bidang Ekonomi, dan Berkepribadian di Bidang Kebudayan. 

"Hari ini kita tidak clear mendefisinikan kebudayaan nasional. Ikhtiar kebudyaaan nasional adalah puncak kebudayaan daerah." Ini puncak keemasan pendefinisian kebudayaan menurut Okky.

Kementerian Kebudayan mau dibentuk, apa sih dasarnya? Itu pertama dan penting untuk dijawab. Anggap jika ini dianggap sebagai langkah maju. Di era demokrasi terpimpin, juga tidak ada kementerian kebudayaan. Kalau mau konsisten Tri Sakti sebagai role, kita mau jadikan kosmetik saja, atau estetik saja, di era politik aliran, masing-masing kelompok punya sub kebudayaan. 

Bagaimana Partai Politik Lazimnya, hanya ceremony pembukaan Kongres atau Pertemuan rutin partai?
Mereka mendefinisikan budaya direduksi menjadi seni dan pertunjukan pertunjukan.

Anak-anak muda Indonesia sudah sangat korea. Ini sudah sangat kena K-Pop dan lain-lain. Problemnya jangan terlalu pagi menyalahkan korea atau kebarat-baratan, jangan-jangan belum tahu cara menjadi ke-Indonesia-Indonesia-an.

Sungguh-sungguh tidak, Negara ini ingin memiliki kementerian kebudayaan?

Posting Komentar

0 Komentar

Close Menu