Oleh: Ahmad Munir, Kader Gerakan Pemuda Ansor
Gerakan Pemuda Ansor (GP Ansor) telah dikenal sebagai organisasi kepemudaan berhaluan Islam ala ahlussunnah wal jamaah, di bawah otonomi Nahdlatul Ulama (NU), yang tidak lain adalah ormas sosial keagamaan terbesar di Indonesia. Kiprah Ansor dalam kehidupan berbangsa dan bernegara tidak diragukan lagi. Ansor menjadi benteng penjaga NKRI, penjaga nilai-nilai Islam ala Ahlusunnah Wal Jamaah, terutama dari rong-rongan ideologi transnasional maupun pandangan-pandangan ekstrimis lainnya, yang mengancam kehidupan keagamaan dan kehidupan kebangsaan di Indonesia ini. Ansor benar-benar mengambil posisi yang amat tegas dan lugas, tidak memberi ruang sedikitpun pada kelompok yang merongrong NKRI. Pada sisi yang lain, Ansor dikenal pula sebagai penjaga kebhinnekaan/ keberagamaan, yang menjadi jati diri bangsa Indonesia.
Cita-cita Ansor yang demikian mulai, tidak lain adalah warisan nilai-nilai luhur dari para Muassis Jamiyyah Nahdlatul Ulama. NU sejak berdirinya hingga saat ini terus memperjuangkan negara dan agama. Sehingga, anak kandungnya dan generasi penerusnya, benar-benar ikut bergulat dengan doktrin dan wacana keagamaan dan kebangsaan yang sama, yang berpinsip pada nasionalisme dan religius. Bagi NU, negara dan agama tidak dapat dibentur-benturkan melainkan harus menjadi satu paduan, yang saling mengisi. Tanah air sebagai rumah tingggal bersama, dan agama menjadi spirit membangun tatanan dan peradaban luhur bangsa. Dari titik ini, Ansor benar-benar telah menjadi kepanjangan tangan dari gagasan, ide dan pokok-pokok pikiran Nahdlatul Ulama, dan ini berlangsung dari masa ke masa, hingga era saat ini.
Lalu, Bagaimana posisi GP Ansor era sekarang ini?
Pikiran-pikiran luhur Ansor itu banyak diaktualisasikan dalam beragam bentuk, dan yang paling terlihat menonjol adalah peran Ansor dalam menjaga keragaman dan kebhinekaan. Ansor terus hadir dalam ruang-ruang, di mana keberagaman bangsa Indonesia benar-benar harus dijaga dan dipelihara, tidak untuk dibentur-benturkan. Peran ini berdampak pada posisi Ansor, yang melalui mantan ketua umumnya Gus Yaqut Cholil Qoumas, kemudian dikampanyekan secara serius.
Ansor pada masa Gus Yaqut kemudian tampil menjadi garda terdapan penjaga keberagaman di Indonesia ini. Bahkan ketika Gus Yaqut mendapat amanah menjadi Menteri agama, spirit perjuangan untuk tetap meneguhkan keberagaman dan kemajemukan diterus dijaga dan dipelihara. Ansor sejak dini menyadari bahwa Rumah Besar Bernama Indonesia ini adalah rumah bersama yang harus dijaga dan dirawat, bahkan dibela ketika ada gangguan melanda.
Pikiran-pikiran Gus Yaqut tidak lain adalah spirit yang dijaga oleh Ulama-Ulama NU. Ulama-ulama NU adalah para ulama yang kiprahnya terus konsisten menjaga spirit Nasionalisme dan Agama. Dengan kata lain, Indonesia adalah rumah kita, dan siapa yang tega merusak rumahnya sendiri. NU dan GP Ansor tidak pernah membenturkan antara negara dan agama, dan tidak pernah rela pada kelompok yang merusak tatanan negara kesatuan Republik Indonesia, sebagaimana yang dicita-citakan pendiri bangsa.
Era Keberlanjutan Pokok-Pokok Pikiran GP Ansor
Sahabat Addin Jauharuddin (Ketua Umum PP GP Ansor 2024-2029) adalah keberlanjutan perjuangan pikiran-pikiran Ansor, yang telah diperjuangkan oleh Gus Yaqut, tentu spiritnya dalam rangka berkhidmah untuk agama, negara, dan bangsa. Sahabat Addin dikenal sosok yang konsisten menjaga nilai-nilai ahlussunnah wal jamaah, tidak saja diperjuangkan dalam konteks doktrin dan pikiran, tetapi diejawantahkan dalam sikap dan tindakan.
Sahabat Addin seperti diketahui bersama, telah dikenal dengan pemikir dari kalangan muda NU, yang konsisten pada nilai-nilai Ahlusunnah Wal Jamaah. Sahabat Addin bahkan dalam beragam kesempatan, sering menukil pikiran pikiran Islam dan Kebangsaan yang diutarakan para Kiai-Kiai Nahdlatul Ulama. Hal ini terjadi sejak Sahabat Addin menjadi ketua umum PB PMII, hingga saat ini pada kesempatan memegang tapuk ketua umum PP GP Ansor.
Konsistensi sahabat Addin dalam memperjuangkan keragaman di Indonesia juga amat serius. Dalam beberapa kesempatan, sahabat Addin mengutarakan pikiran tentang Nusantara yang menjadi rumah bersama, semua agama, suku, ras dan golongan yang diikat dalam satu cita-cita bersama, yakni cita-cita negara kesatuan Republik Indonesia. Pikiran sahabat Addin ini diutarakan berulang kali, yang menjadi penanda konsistensi pikiran dan tindakan. Dengannya, kita menjadi sangat yakin Ansor akan tetap benar-benar dalam rel penjaga agama dan negara, yang berlandaskan Islam ala ahlussunnah wal jamaah.
Secara sederhana, dapat kita garisbawahi, pikiran-pikiran Ansor untuk agama, bangsa, dan negara, masih dalam ruang yang sama, bisa dikatakan “al ahdhu bil jadidil ashlah”, yang baru dan yang lebih baik. Namun tetap dengan nilai-nilai lama yang baik dan relevan. Pikiran-pikiran para ketua umum Gerakan Pemuda Ansor masih dalam spirit menjaga Agama dan Negara. Semoga khidmat perjuangan Ansor senantiasa diridhoi Allah SWT.
0 Komentar